KH. Muhammad Sholeh Hujjatul 'Arifin
Haul Abah Anom & Ultah PP Suryalaya
6 September 2013
Puji syukur kepada Alloh SWT yang telah mempertemukan kita dengan Syekh mursyid, sosok manusia yang diciptakan oleh Alloh SWT sebagai kholifatulloh fil ardli, pewaris Rosululloh SAW. Alloh SWT menerangkan dalam QS Al-Kahfi ayat 17
".... Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya."
Siapa yang Alloh berikan petunjuk maka ia mendapat petunjuk lalu ia mendapatkan pembimbing wali mursyid dan sebaliknya siapa saja yang disesatkan oleh Alloh SWT, maka jadilah ia orang yang sesat, maka ia tidak mendapatkan pembimbing wali mursyid.
Ayat ini menerangkan betapa pentingnya seseorang untuk mendapatkan wali mursyid, karena Alloh menerangkan falan tajida lahu yang berarti tidak akan mendapatkan baginya seorang wali mursyid sebagai pembimbing baginya. Jadi orang yang tidak mendapat pembimbing wali mursyid maka ia disebut yudlih mendapatkan kesesatan dari Alloh SWT. Pada hakikatnya itu dari Alloh SWT tetapi secara syariat karena kesalahan dirinya yang tidak mau mencari seorang waliyyam mursyida.
Bersyukur kepada Alloh SWT kita sudah datang dan minta dibimbingkan jasmani dan ruhani kepada Syekh Mursyid. Di dalam kitab Uhiyatul Mustafid karangan Syekh Muhammad Arobi pada halaman 278 beliau menerangkan :
Apabila seorang murid datang kepada Syekh maka yang harus diperhatikan ada dua hal, yang pertama harus meyakini bahwa syekh nya itu WALIYYAN, syekh-nya adalah seseorang yang dekat kepada Alloh SWT, sesuai dengan ayat al-Kahfi tadi. Banyak orang bertanya, mungkin kepada dirinya atau untuk orang lain, darimana bahwa beliau adalah seorang yang dekat kepada Alloh SWT, maka kita semua mendapat bimbingan dari Guru Agung Abah Anom dalam Kitab Miftahus Shudur mengutip ucapan Syekh Abu Sa'id al-Khorroj,
اِذَا اَرَادَ اللَّهُ اَنْ يُوَالِيَ عَبْدًا مِنْ عَبِيْدِهِ فَتَحَ عَلَيْهِ بَابَ ذِكْرِهِ
Apabila seseorang mau dijadikan orang yang dekat kepada Alloh, maka orang tersebut dibukakan pintu dzikir melalui talqin dzikir, pintu dzikir tersebut adalah Syekh Mursyid yang menanamkan dzikir ke dalam ruh kita. Alhamdulillah, orang yang pertama dia ditalqinkan dzikir oleh Syekh Mursyid artinya ia sedang dilantik untuk menjadi orang yang dekat kepada Alloh. Apalagi kita datang kepada Syekh Mursyid, Abah Gaos, beliau ditalqin dzikir oleh Abah Anom, beliau pertama datang tahun 1968, ini sekarang sudah tahun 2013. Kita bersyukur dipertemukan dengan beliau, karena beliau sudah sangat banyak menerima bimbingan dari Guru Agung Abah Anom. Karena kata beliau 5 tahun pertama sampai dengan tahun 1973 setiap hari beliau hadir dari jam 6 pagi sampai jam 6 maghrib. Beliau datang berjalan kaki dari tempat tinggalnya kepada Abah Anom, tidak pernah absen, beliau datang ke Pesantren Suryalaya tidak sekedar untuk hadir tapi menimba ilmu dari Abah Anom.
Kita ditalqinkan dzikir oleh Syekh Mursyid agar kita menjaga kedekatan diri kepada Alloh. Inilah yang ditanamkan oleh Syekh Mursyid, itulah dzikir. Pangersa Abah menerangkan tentang seseorang yang dekat kepada Alloh bukanlah dengan jarak, bukan dengan tempat, tapi dengan hati yang selalu dzikir kepada Alloh. Dulu hati kita selalu lupa, sekarang alhamdulillah sudah ditanamkan dzikir meski masih sering lupa. Dalam Kitab Jawahirul Ma'ani diterangkan bahwa ada qolbu yang selalu lupa kepada Alloh itu ibaratnya qolbu dalam keadaan gelap seperti malam terus-terusan, yang kedua ada qolbu yang sudah ada dzikirnya tapi masih banyak lupanya, itu ibaratnya satu hari satu malam lebih banyak gelapnya daripada siangnya, yang ketiga karena sudah istiqomah terus melatih dzikir kepada Alloh qolbunya sehingga qolbu tersebut lebih banyak siangnya daripada gelapnya, dan yang keempat itulah qolbu yang seperti siang terus yaitu hatinya selalu dzikir, itulah qolbu yang seperti setiap hari selalu terang, selalu bersinar karena setiap hari selalu tawajuh kepada Alloh SWT.
Dalam Kitab Jawahirul Ma'ani tersebut diterangkan pula bahwa qolbu yang selalu gelap karena tidak pernah dzikir qolbunya walaupun mulutnya dzikir, tapi kalau qolbunya gelap karena yang dinilai adalah qolbunya. Qolbu yang selalu gelap tidak pernah berdzikir ini disepertikan RACUN yang bisa merusak. Yang kedua qolbu yang sudah dzikir tapi masih banyak lupa disebut seperti PENYAKIT MENULAR yang harus diobati dengan dzikir. Yang ketiga qolbu orang yang sudah banyak dzikirnya daripada lupanya, ini qolbunya diibaratkan seperti makanan, sudah ni'mat, siapa saja suka, maka ia akan dibutuhkan oleh orang lain. Walaupun kita masih banyak lupanya tapi terus istiqomah mengikuti bimbingan Syekh Mursyid, dzikir jahar dan dzikir khofinya, khotaman dan manaqibnya, hingga bimbingan ibadah seperti sholat-sholat sunnat. Kita sudah semestinya berusaha untuk terus mengikuti apa yang sudah dibimbingkan oleh Syekh Mursyid. Beliau selalu memberikan kemudahan kepada para muridnya dengan berbagai pembaharuan. Misalnya seperti waktu manaqib di Pesantren Sirnarasa beliau memproklamirkan penambahan nama Pondok Pesantren Suryalaya pada setiap disebut Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Dalam hal pembacaan tawasul yang asal mulanya syaiun lillahi lahum.... menjadi kullu syaiin lillahi lahum....
Kita ikuti dan yakini semua yang beliau katakan adalah benar dan bersumber dari Rosululloh SAW melalui guru mursyid sebelumnya terus menyambung sampai Rosululloh SAW.
Yang keempat adalah qolbu orang yang selalu dzikir yang diibaratkan seperti obat, meski jauh, meski mahal, orang tetap mencarinya dan berusaha untuk mendapatkannya. Dialah qolbu syekh mursyid yang senantiasa tersambung kepada Alloh yang terus menerangi hatinya untuk membimbing para muridnya agar bisa dekat kepada Alloh. Maka ia layak dikatakan sebagai dokter ruhani.
Hal penting kedua menurut Syekh Muhammad Arobi adalah kita harus meyakini bahwa beliau (Syekh Mursyid) adalah MURSYIDAN artinya adalah orang yang membimbingkan kita yang tadinya jauh dari Alloh menjadi dekat kepada Alloh. Kita dulu jauh kepada Alloh karena hati kita selalu lupa, sekarang sudah ditalqin menjadi berubah sudah berdzikir meski masih banyak lupanya, tapi insya Alloh kita terus istiqomah untuk mencapai maqom ketiga menjadi orang lebih banyak dzikirnya daripada lupanya.
Kata Syekh Muhammad Arobi bahwa siapa yang bersahabat dan belajar serta duduk dengan beliau tapi tidak ada keyakinan kepada beliau sebagai wali dan sebagai mursyid, maka ia akan menyesal dan rugi di dunia dan di akhirat, karena ia tidak mau menerima limpahan karunia Alloh, yakni meyakini beliau (Abah Gaos) sebagai WALIYYAN MURSYIDAN. Karena ada sebagian yang sering ikut manaqiban bersama Abah Gaos, tapi meyakininya sebagai WAKIL TALQIN Abah Anom. Ingat! Itu dulu, beliau sebagai Wakil Talqin Abah Anom, tapi sekarang beliau (Abah Gaos) sebagai WALIYYAN MURSYIDAN. Maka apabila kita bergabung dengan beliau dan sudah meyakini sebagai waliiyan mursyidan, kita dilihat saja oleh beliau sudah mendapatkan limpahan barokah dan karomah. Apalagi kita disentuh dan bersilaturahmi dengan beliau, sebagaimana diterangkan oleh Imam Abdul Wahab Asy-Sya'roni dalam Kitab Al-Anwarul Qudsiyyah bahwa siapa yang tangannya disentuh oleh tangan wali maka ia tidak akan disentuh oleh api neraka nanti di hari kiamat.
Jadi ketika hati kita sedang dzikir kepada Alloh, maka pada saat itu kita sedang dekat dengan Alloh. Sebagaimana diterangkan oleh Syekh Ibrohim Al-Hirowi dalam kitabnya bahwa tanda-tanda orang yang ma'rifat itu ada tiga, yaitu:
1. Tidak pernah putus dzikir kepada Alloh
2. Tidak pernah bosan dalam menjalankan haq Alloh
3. Tidak pernah betah kepada selain Alloh
Alhamdulillah kita sudah dibimbingkan oleh Syekh Mursyid, yang sudah merasakan terus jaga jangan sampai hilang, jika hilang kebiasaan baik kita ini maka oleh Abah Anom dalam Kitab Miftahus Shudur disebut DICABUT.
Tidak dicabut seseorang seseorang dari dua dzikir ini, kecuali orang tersebut mau dijadikan orang yang dimurkai oleh Alloh SWT. Na'uzubillahi min zalik
Karena banyak orang yang begitu, dulu ia rajin dzikir, khotaman, manaqib, tapi kemudian ia berhenti amaliyahnya. Mari kita niatkan untuk selalu datang dan bersama beliau agar tetap diakui sebagai murdi beliau hingga hari akhir nanti. Amin
0 Komentar