Advertisement

MURID ISTIQOMAH

Oleh: KH. Abdul Mu'thy Nurhadi,SH

(Mudir 'Am Jam'iyyah Ahli Thoriqoh Mu'tabaroh An.Nahdiyyin /JATMAN)


Setelah memanjatkan puji syukur kepada Alloh dan sholawat kepada Nabi SAW, semoga kita semua dimaafkan oleh Alloh SWT. Semoga Syekh Mursyid Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul al-Qodir qs. dipanjangkan usia dunianya dan disehatkan jasmaninya dan ditambahkan karomah dan barokahnya untuk kepentingan kita semua. Semoga para hadirin sekalian hidupnya berkah dan terkabul segala hajatnya. Dan semoga kita semua tetap menjadi murid dan pecinta Syekh Abdul Qodir al-Jailani qs. Semoga tetap dijaga dan diselamatkan dunia dan akhirat.

 

Supaya kita tetap diakui, dijaga dan dibimbing, sampai nanti kita bisa bersama dengan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani qs. :

1.    Kita harus benar-benar bisa memilih mursyid yang benar-benar warosatul anbiya, warosatus suluk, mewarisi dari para gurunya sampai kepada Nabi SAW. Saya yakin guru mursyid Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul al-Qodiri qs. sudah memenuhi kriteria kemursyidan.

Beberapa hari dengan para murid beliau sempat mengikuti perjalanan ziarah ke Baghdad Iraq, beberapa hari saya bersama beliau, bukan menilai, tapi saya merasa ada hal-hal yang aneh.

Keberangkatan kita ke Baghdad tanpa visa dan alhamdulillah lancar. Ini barokah beliau dan Syekh Abdul Qodir al-Jailani qs. Karena itu Syekh Hashimuddin (cucu ke-18 Tuan Syekh dan Juru Kunci Makam Tuan Syekh) berkata bahwa tamu-tamu dari Indonesia ini adalah tamu pilihan dan undangan dari kanjeng Syekh Abdul Qodir Al-Jailani qs. Saya sadar, kalau bukan panggilan/undangan dari Kanjeng Syekh, insya Alloh gagal. Kami sangat bahagia dengan hal ini.

مَنْ أَحَبَّ اْلأَوْلِيَآءُ وَ مَنْ أَحَبَّ اْلعُلَمَآءُ يُرْسَلُ مَعَهُمْ

"Barangsiapa yang hidupnya mencintai para kekasih Alloh dan mencintai para ulama, maka nanti di yaumil qiyamah akan bersama-sama dengan mereka"

2.    Istiqomah dalam melakukan apa yang dilakukan oleh guru kita. Seperti istiqomahnya guru kita Abah Gaos. Saya tahu bahwa beliau ini istiqomahnya luar biasa. Sampai saya tidak pernah melihat beliau tidur. Ketika saya bangun beliau sudah berdzikir. Berkah dari guru kita dan kanjeng Syekh, kita termasuk tamu yang diistimewakan di sana. Waktu itu Syekh Hashim sedang di Belanda, ketika dikabari kita akan berkunjung ke sana, beliau langsung bergegas kembali. Dan saat itu juga pelaksanaan penggantian kiswah makam Kanjeng Syekh. Padahal biasanya penggantian dilakukan pada bulan maulid, karena ada kami yang dibimbing oleh guru kita Abah Gaos, langsung waktunya dimajukan pada hari itu juga. Subhanalloh. Senangnya luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika penggantian kiswah tersebut. Dan pada waktu itu yang diizinkan oleh Syekh Hashim untuk memegang kiswah yang baru, membawa ke dalam dan menggantikan kiswah yang lama hanya kami berlima, Syekh Abah Gaos, saya, Syekh Budi, Pa Kedubes RI dan Syekh Hashim. Dan tidak hanya itu, kiswah-kiswah yang lama dihadiahkan kepada beliau Abah Gaos, kepada al-faqir, kepada Syekh Budi, kepada syekh Sholeh, dan ada yang dikirim kepada Rois 'Am Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Habib Luthfi. Betapa bahagianya tidak terkira. Kita juga diajak ke tempat-tempat khusus, diajak masuk ke ruang kholwatnya Syekh Abdul Qodir, yang insya Alloh tidak sembarang orang yang diajak masuknya. Kami di ajak mujalasah, sambil mengenang kanjeng Syekh dahulu bagaimana beliau berkholwat ketika sholat subuh dengan wudlu isya selama 40 tahun. Alhamdulillah kami bisa berziarah di banyak tempat ziarah, makam para mursyid, para leluhurnya kanjeng syekh, para nabi, di Najeeb, di Kuffah, di Karbala, dan lain sebagainya. Ini semua adalah barokah dari para Syekh. Kita sebagai jamaah thoriqoh Syekh Abdul Qodir, kita berkhidmat kepada guru, karena faidah berkhidmat itu sangat luar biasa. Para kiayi pada umumnya yang sampai memiliki derajat dan karomah yang diangkat oleh Alloh sebagai wali Alloh. Menjadi orang yang dimuliakan oleh Alloh karena pandai berkhidmat kepada gurunya. Bagaimana mereka bisa meladeni gurunya ini benar-benar baik. Seperti contoh Syekh Hasyim Asy'ari tokoh pendiri Nahdlotul 'Ulama, tokoh nasional dan salah seorang wali Alloh. Ternyata beliau pada waktu jadi santri itu pandai sekali berkhidmat kepada guru. Saya diberitahu oleh ayah saya, insya Alloh shoheh karena sanadnya bersambung. Ayah saya adalah salah satu santri Syekh Hasyim Asy'ari yang memang khidmatnya luar biasa. Hampir setiap hari malam ayah saya menemani Syekh Hasyim Asy'ari sambil disuruh memijatnya. Beliau sering bercerita kepada ayah saya. Ketika itu Mbah Hasyim mondok di pondok Mbah Kholil Bangkalan. Beliau benar-benar melayani kebutuhan Mbah Kholil, setiap hari tidak pernah luput, membersihkan rumah Mbah Kholil. Mencuci pakaiannya, membuatkan teh atau kopi, dan lain sebagainya. Pada suatu ketika, mbah Hasyim ini dikejutkan oleh suara tangisnya istri mbah Kholil dari dalam kamarnya. Waktu itu mbah Kholil datang ke kamarnya kaget melihat istrinya menangis. Ternyata cincin istri mbah Kholil hilang, yang mana cincin tersebut merupakan kenang-kenangan dari mbahnya istri mbah Kholil yang sudah wanti-wanti jangan menghilangkan cincin tersebut. Ketika ditanya dimana hilangnya, istrinya menjawab bahwa hilangnya di WC dan masuk ke dalam kakus. Syekh Hasyim tidak tega, saking besarnya rasa khidmatnya dan ta'dzimnya kepada guru. Akhirnya secara diam-diam setelah ba'da isya, mbah Hasyim masuk ke dalam kakus. Seluruh isi kakus dioyak olehnya hingga ditemukanlah cincin tersebut ketika menjelang waktu subuh. Kemudian beliau bersuci, mandi dan sholat subuh. Beliau sambil mengerjakan pekerjaan rumah di rumah mbah Kholil, beliau menunggu keluarnya istri mbah Kholil keluar kamar, karena beliau tidak berani mengganggu dengan mengetuk pintu. Ketika mbah Kholil dan istrinya keluar, maka mbah Hasyim memberikan cincin tersebut kepada istri mbah Kholil. Mbah Kholil mendengarkan saja, karena mbah Kholil adalah seorang wali Alloh dan tahu bahwa mbah Hasyim ini akan menjadi wali.

لاَ يَعْرِفُ الْوَلِيُّ اِلاَّ الْوَلِيّ

"Tidaklah diketahui seseorang itu wali kecuali oleh wali"

Kemudian mbah Hasyim ditanya oleh mbah Kholil tentang dimana rumahnya dan dimana ayahnya. Mbah Hasyim menjawab bahwa beliau dari Jombang putra Asy'ari. "Mondokmu sudah cukup, hari ini kamu pulang. Semua pakaian dan kitabmu bawa pulang. Sudah, saya izinkan pulang. Dan kamu di rumah harus mengajar ngaji dengan syarat jangan di kampung sendiri, tapi harus di kampung yang lain yang dikira cocok," sabda mbah Kholil. Dan sekarang terkenal dengan nama Pondok Pesantren Tebu Ireng. Ini karena berkah dari besarnya khidmat Syekh Hasyim kepada guru. Supaya kita tetap di bawah bimbingan guru kita, supaya kita tetap dijaga oleh guru kita, supaya kita tetap dicintai oleh guru kita, supaya kita tetap diakui oleh guru kita, karena itu marilah kita niatkan khidmat dengan baik,  berusaha menjadi murid yang baik.

خِدْمَةُ الرِّجَال سَبَبُ الْوِصَال اِلَى الْمَوْلَ الْمَوَالِى

Khidmat kepada seorang guru, khidmat kepada orang yang patut dimuliakan, khidmat kepada orang, itu bisa menjadi sebab sampai kepada Alloh. Dengan syarat tetap taat, patuh dan dan istiqomah. Mudah-mudahan kita semua bisa melakukan dan senantiasa di bawah bimbingan, taufiq dan hidayah Alloh SWT sehingga kita benar-benar menjadi orang yang selamat dan aman di dunia dan akhirat. Amin. Alfatihah.

Posting Komentar

0 Komentar

SITUS JUAL BELI DAN INFO PELUANG USAHA