DZIKRULLOH MENGGAPAI MAHABBAH
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Alloh dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Alloh; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan". (QS. At-Taubah : 20)
"HUB" atau cinta adalah suatu gejala emosi yang tumbuh dan bergelora dalam jiwa dan hati manusia, diliputi oleh rasa keinginan dan hasrat yang keras dan meluap-luap terhadap sesuatu hal. Hub atau cinta dapat terjadi pada semua orang dan disemua bidang. Misalnya kepada harta, perniagaan, anak, kepada orang tua (ibu/bapak), dan lain-lain. Cinta kepada semuanya ini tidak dilarang dalam Islam.
Seperti firman Alloh Swt. dalam surat at-Taubah ayat 24 : "Katakanlah : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu Cintai daripada Alloh dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya..." dan surat Ali 'Imran ayat 14 : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan disisi Allohlah tempat kembali yang baik".
Ulama atau Cendikiawan Muslim menyimpulkan makna cinta kepada Alloh adalah seseorang menghadapkan dan menyerahkan dirinya, urusannya dan eksistensinya kepada Alloh secara total, bertawakal kepada-Nya, lebih mengutamakan ketaatan kepada-Nya daripada dirinya sendiri, harta, anak dan tahta dan puncak tujuannya adalah Alloh. Dari pengertian ini jelaslah bahwa kecintaan kepada Alloh hendaklah diwujudkan dalam bentuk :
- Menghadap dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Alloh
- Bertawakal kepada Alloh
- Memohon ridho Alloh
- Mengutamakan ketaatan kepada-Nya.
Hal ini sesuai dengan ikrar yang selalu diucapkan setiap Muslim dalam shalatnya : Inna sholaatii wanusukuu wamahyaaya wamamaati lillaahi robbil 'aalamiin. Dan ikrar yang selalu diucapkan kaum sufi / Ikhwan TQN : Ilaahii anta maqshuudii waridhookamathluubii a'thinii mahabbataka wama'rifataka.
Sudah barang tentu bila seseorang cinta kepada sesuatu, maka sebagian besar pikirannya, ingatan dan perhatiannya tertuju kepada yang dicintainya itu. Timbul perasaan rindu, kagum, hormat, respek dan lain-lain terhadap yang dicintainya. Begitu pula kecintaan kepada Alloh, menjadikan seseorang taat kepada-Nya dan patuh melaksanakan segala perintah-Nya dengan penuh keikhlasan, yang berat terasa ringan, yang jauh terasa dekat dan yang pahitpun terasa manis dan nikmat, bila rasa cinta telah tertanam di hati. Seperti nabi Ibrahim As. Karena kecintaannya kepada Alloh, ia rela mengorbankan putera kesayangannya Ismail As. untuk disembelih, juga Ismail rela menyerahkan dirinya untuk dikorbankan, karena cintanya kepada Alloh Swt.
Begitu pula kisah tentang seorang ibu bernama Siti Khansa, di zaman Rasulullah Saw. relah melepaskan empat anak laki-lakinya untuk ikut berperang bersama Rasulullah Saw. membela agama Islam seraya memberikan do'a restu kepada anak-anaknya : "Kamu berempat adalah anak laki-laki yang lahir dari perut ibumu. Berangkatlah ke medan Jihad dan tancapkanlah ke dalam hati kamu bahwa kehidupan yang kekal dan abadi (akhirat) jauh lebih bahagia dari kehidupan di alam fana ini". Dalam pertempuran tersebut, keempat anaknya gugur sebagai syuhada.
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Alloh dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Alloh; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan". (QS. At-Taubah : 20). Kecintaan kepada Alloh dan Rasul-Nya adalah dasar segala amal ibadah. Sebagaimana dikatakan Ibnul Qoyyim : Pokok ibadah adalah cinta kepada Alloh, bahkan mengkhususkan cinta hanya kepada-Nya. Hendaklah semua itu hanya kepada Alloh, tidak mencintai yang lain bersamaan mencintai-Nya. Ia mencintai hanyalah kepada Alloh dan di jalan Alloh.
Dari pendapat tersebut, jelahlah bahwa erat hubungannya antara ibadah dengan cinta kepada Alloh. Penghambaan (ibadah) seseorang kepada Alloh adalah diawali rasa cinta yang mendalam kepada-Nya. Tidak ada yang lebih berhak untuk dicintai melainkan Alloh. Dialah Tuhan yang memberikan nikmat yang sangat banyak kepada kita. Kemudian kecintaan kepada Alloh berpengaruh pula bagi pembentukan akhlaq manusia. Artinya dengan kecintaan kepada Alloh, maka manusia akan berusaha mengutakaman perbuatan-perbuatan baik dan menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela, seperti mencela, memfitnah, menghasut, dengki dan lain-lain.
0 Komentar