Advertisement

PUISI SUFI

BEKAL SURGA

 

Oleh : W.S. Rendra

 

Seringkali aku berkata,

Ketika semua orang memuji milikku

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya

Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya

Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya

Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

 

Tetapi... mengapa aku tak pernah bertanya:

Mengapa Dia menitipka padaku?

Untuk apa Dia menitipkan padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan

Untuk milik-Nya itu?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu

Yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat,

Ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

 

Ketika diminta kembali,

Kusebut itu sebagai musibah...

Kusebut itu sebagai ujian

Kusebut itu sebagai petaka

Kusebut itu sebagai panggilan

Apa saja yangmelukiskan kalau itu

Adalah derita...

 

Ketika aku berdoa,

Kuminta titipan yang cocok

Dengan hawa nafsuku...

Aku ingin lebih banyak harta

Ingin lebih banyak mobil

Lebih banyak popularitas

Dan kutolak sakit,

Kutolak kemiskinan

Seolah semua “derita”

Adalah hukuman bagiku

 

Seolah keadilan dan kasih-Nya

Harus berjalan seperti matematika

Aku rajin beribadah,

Maka selayaknyalah derita menjauh dariku

Dan nikmat dunia kerap menghampiriku

 

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang

Dan bukan kekasih...

Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”

Dan menolak keputusan-Nya

Yang tak sesuai keinginanku

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan

Hidup dan matiku hanya untuk beribadah

“ketika langit dan bumi bersatu,

Bencana dan keberuntungan sama saja.

 

(Puisi terakhir Rendra

Yang dituliskannya di atas tempat tidur Rumah Sakit)

 

Posting Komentar

0 Komentar

SITUS JUAL BELI DAN INFO PELUANG USAHA